Home / SDIT Kaifa / Kegiatan SDIT Kaifa / WORKSHOP PEMBELAJARAN SAINS BERBASIS STEM

WORKSHOP PEMBELAJARAN SAINS BERBASIS STEM

WORKSHOP PEMBELAJARAN SAINS BERBASIS STEM

(Science Technology Engineering and Mathematics)

Oleh : Rina Esthi & Novi Juanti

 

Pada hari Sabtu, tanggal 3 Februari 2018 SIT KAIFA mengutus dua orang guru untuk  mengikuti Workshop pembelajaran berbasis STEM yang bertempat di Aula Dinas Pendidikan Kabupaten Cianjur. Acara ini dimulai dari pukul 08.00 sampai dengan pukul 15.00 dengan jumlah peserta sebanyak 100 orang guru dari berbagai daerah seperti Bogor, Cianjur, Sukabumi, dan Jakarta. Sebagai narasumber Workshop adalah Prof. Dr. Hj. Anna Permanasari,M.Si. (Guru Besar Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) sekaligus sebagai  Ketua Program Studi Pendidikan IPA PPs Universitas Pakuan). Adapun materi yang disampaikan adalah STEM Based Learning dan Pembelajaran IPA berbasis Literasi SAINS. Berikut ini adalah kurang lebih materi workshop pembelajaran IPA berbasis STEM.

Kondisi dunia pendidikan sudah banyak berubah, sehingga tuntutan pembelajaran juga harus berubah. Sangat pesatnya  perkembangan Ilmu Pengetahuan dan teknologi, ditambah implementasi penyempurnaan kurikulum yang belum secara komprehensif dipahami oleh para pelaku pendidikan diperkirakan turut menjadi penyebab kondisi ini. Oleh karena itu, paradigma pendidikan dan pembelajaran juga harus sesuai dengan perkembangan sains dan teknologi serta tuntutan zaman. Permasalahan   utama dalam pembelajaran sains yang sampai saat ini belum mendapat pemecahan secara tuntas adalah adanya anggapan pada diri siswa bahwa pelajaran ini sulit dipahami dan dimengerti.

Pendidikan Sains sebagai bagian dari pendidikan berperan penting untuk menyiapkan peserta didik yang memiliki literasi sains, yaitu yang mampu berpikir kritis, kreatif, logis, dan berinisiatif dalam menanggapi isu di masyarakat yang diakibatkan oleh dampak perkembangan IPA dan teknologi. Seseorang yang memiliki literasi sains dan teknologi melakukan pemikiran kritis,rasional, dan sistematik dengan menggunakan bahasa simbolik untuk memecahkan masalah sains, yang tentu akan ditunjukkan bila dia memiliki literasi matematika. Seseorang yang memiliki literasi sains, akan menggunakan kemampuannya dalam berkomunikasi dan berbahasa simbolik serta memaknai fenomena sains apabila dia memiliki literasi bahasa. Sehingga dapat disimpulkan bahwa literasi sains dan teknologi, bahasa, dan matematika menunjukkan saling keterhubungan yang kuat.

Cara penyajian yang dibutuhkan pada pembelajaran sains adalah  yang dapat mendorong peserta didik agar  mampu memecahkan masalah dalam kehidupan baik secara individu maupun kelompok dengan menerapkan pengetahuan dan memanfaatkan teknologi sebagai bentuk kepedulian dan kontribusi untuk peningkatan mutu lingkungan secara bertanggung jawab. Penerapan STEM dalam pembelajaran dapat mendorong peserta didik untuk mendesain, mengembangkan  dan memanfaatkan teknologi, mengasah kognitif, afektif, serta mengaplikasikan pengetahuan. Oleh karena itu, penerapan STEM cocok digunakan pada pembelajaran sains. Pembelajaran berbasis STEM dapat melatih siswa dalam menerapkan pengetahuannya untuk membuat desain sebagai bentuk pemecahan masalah terkait lingkungan dengan memanfaatkan teknologi.

STEM (Science, technology, engineering and mathematics) education saat ini menjadi alternative pembelajaran sains yang dapat membangun generasi yang mampu menghadapi abad 21yang penuh tantangan. Pembelajaran berbasis STEM dapat dikemas dalam model pembelajaran kooperatif, PBL, PJBL, dan pembelajaran lainnya.  Membangun penguasaan konten harus dilakukan melalui proses memberikan keterampilan (Skills), yang dilandasi dengan sikap, karakter, dan kebiasaan yang baik. Akhir suatu proses pendidikan pada dasarnya adalah menanamkan kepribadian. Indonesia memiliki grand design dalam pendidikan karakter ini sejak nenek moyang kita, yaitu olah hati (spiritual and emotional development), olah pikir (intellectual development), olah raga (physical and kinesthetic development), dan olah rasa/karsa (affective and creative development). Dengan jiwa ini, pembelajaran STEM akan dapat meminimalkan efek samping yang tidak diinginkan.

Demikian kurang lebih materi Workshop pembelajaran STEM , tanpa terasa waktu sudah berlalu dengan cepat, hal ini dikarenakan materi yang disampaikan sangat menyenangkan, dan selama workshop peserta  diajak untuk mempraktekkan percobaan menggunakan  KIT Sains. Bahkan diawal workshop peserta di bagi beberapa kelompok dan diberikan beberapa bahan/alat diajak untuk berpikir mengkreasikan bagaimana cara menjatuhkan telur mentah dari ketinggian agar tidak pecah. Setelah selesai hasil karya para peserta  di uji coba dengan menjatuhkan telur dari lantai 2, kemudian perwakilan dari kelompok  maju ke depan untuk mempresentasikan alasan mendesain bahan/alat  tersebut. Suasana menjadi sangat seru sekali ketika ada beberapa kelompok yang telurnya  setelah dijatuhkan dari ketinggian ternyata pecah. Tetapi banyak juga yang berhasil membuat telur tersebut tidak pecah.

Begitu juga harapan kami semoga guru SIT KAIFA bisa menggunakan suatu  pendekatan  pembelajaran  SAINS dengan sangat menyenangkan sehingga siswa tidak merasa jenuh dan kesulitan dalam belajar ,yaitu pendekatan pembelajaran yang dapat melatih keterampilan berpikir kreatif siswa melalui proses pemecahan masalah dalam kehidupan sehari-hari.  Hal ini  selaras dengan visi SIT KAIFA “Menyiapkan generasi Rabbani yang cerdas dan cendekia unggul dalam prestasi, menguasai IPTEK, santun dan berwawasan lingkungan”.

Artikel Lain

Keseruan SMPIT KAIFA di ajang FESMI Bogor-Raya

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh, teman-teman semua! Alhamdulillah, pada hari Ahad, 27 Agustus kemarin, para perwakilan SMPIT …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *